LOMBA ESAI ONLINE NASIONAL
Judul:
Facebook,
Twitter, dan Masyarakat Indonesia
Oleh:
Farid
Hilmi Rosidi
Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki beragam jenis suku, budaya, agama, dan
bahasa yang tersebar luas di setiap wilayahnya. Keanekaragaman tersebut membuat
masyarakat Indonesia selalu mengalami penggabungan satu budaya dengan budaya lain
yang tentu saja besar pengaruhnya di dalam masyarakat itu sendiri. Di zaman
modern serta kencangnya arus globalisasi menjadi hal yang sangat besar
pengaruhnya terhadap perubahan yang terjadi di masyarakat dalam cakupan berbagai
aspek.
Internet
merupakan media yang memiliki peran yang sangat besar dalam hal tersebut. Situs
kompas.com pada hari Kamis, 13 Desember 2012 menerbitkan sebuah survei yang
diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
mengungkapkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia tahun 2012 mencapai
63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi negara ini. Tahun depan,
angka itu diprediksi naik sekitar 30 persen menjadi 82 juta pengguna dan terus
tumbuh menjadi 107 juta pada 2014 dan 139 juta atau 50 persen total populasi
pada 2015. “Perbandingan pertumbuhan internet Indonesia ini masih sejalan dengan
pertumbuhan internet dunia,” ujar Ketua Umum APJII Sammy Pangerapan dalam
acara Internet Outlook 2013 di Jakarta, Rabu 12 Desember 2012 seraya
menambahkan bahwa “dalam hal jumlah pengguna internet, negara Indonesia telah
menempati urutan kedelapan di seluruh dunia” (http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.Pengguna.Internet.Indonesia.Bisa.Tembus.82.Juta?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktkwp). Dari sekian pengguna internet,
hampir setengah lebih dari mereka adalah para pengguna media sosial. Ada banyak
media sosial yang bisa kita jadikan sebagai pilihan. Akan tetapi tampaknya
Facebook ataupun Twitter tetap menjadi yang paling digemari, meski belakangan
ini media sosial lain seperti Google Plus mulai ikut bersaing.
Kamis, 6 Desember 2012 situs www.merdeka.com
menerbitkan pertumbuhan facebook di Indonesia, saat ini Indonesia duduk di
peringkat keempat sebagai negara dengan jumlah pengguna facebook terbanyak.
Tercatat lebih dari 50,82 juta akun Facebook berasal dari Indonesia. Hanya
Amerika Serikat, Brazil dan India yang melebihi Indonesia dalam hal jumlah pengguna.
Akan tetapi dalam hal pertumbuhan jumlah pengguna Indonesia menempati peringkat
kedua. Dari data yang diperoleh dari firma pemantau jejaring sosial, Social
Bakers, dalam tiga bulan terakhir pengguna Facebook di Indonesia tumbuh
sebanyak lebih dari 6,67 juta akun. Indonesia hanya kalah dari India yang
tumbuh 7,8 juta pengguna (http://www.merdeka.com/teknologi/pengguna-facebook-indonesia-bertambah-pesat-apa-sebab.html).
Lalu bagaimana dengan twitter? Jumat, 02 November 2012, Kementerian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia dalam
situsnya kominfo.go.id menerbitkan bahwa Direktur Jenderal Sumber Daya
Perangkat Pos dan Informatika (SDPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika
Budi Setiawan menyatakan "Indonesia menjadi negara kelima terbesar
pengguna Twitter di bawah Inggris dan negara besar lainnya, dari 245 juta penduduk
Indonesia tercatat sebanyak 44,6 juta pengguna akun Facebook dan sebanyak 19,5
juta penduduk yang menggunakan akun Twitter di negara Indonesia. (http://kominfo.go.id/berita/detail/3640/Indonesia+Peringkat+Lima+Pengguna+Twitter)
Membludaknya produk gadget di pasaran yang mempermudah
penggunanya mengakses media sosial seperti melalui telepon selular yang mereka
gunakan serta didukung banyaknya provider kartu telepon yang memberi
paket murah atau bahkan bonus akses media sosial kepada konsumennya, kebutuhan
akan informasi dan kemudahan dalam berbagai hal yang bisa didapatkan melalui
jasa media sosial menjadi salah satu penyebab meningkatnya penggunaan media
sosial yang tentunya akan berdampak pada gaya hidup masyarakat yang semakin lama
akan mengalami pergeseran. Mulai dari gaya komunikasi yang saling bertemu dan
berbincang secara langsung akan menjadi pola komunikasi melalui media sosial
dengan cukup sekali share, tweet, atau
comment sudah cukup untuk menyampaikan berbagai hal yang bisa diketahui
oleh banyak orang mulai dari teman sendiri sampai orang yang tidak dikenal. Hal
ini tentu saja akan membentuk kepribadian masyarakat menjadi anti-sosial. Pola
pencarian informasi juga mengalami perubahan, bisa dikatakan bahwa semua yang
kita butuhkan bisa ditemukan di dunia maya. Hal ini didukung dengan semakin
banyaknya media - media berita yang memanfaatkan media sosial untuk mengirim
berbagai macam informasi. Salah satu kemudahan dalam mencari informasi melalui
media sosial ini adalah faktor efektifitas dan efisiensinya karena hanya dengan
cara berlangganan atau masuk dalam jaringan pertemanan, perkembangan informasi
akan mudah kita ikuti. Mesin pencari Google tetap akan menjadi salah satu
pilihan utama untuk menggali berbagai macam berita dan informasi. Namun, ketika
berbicara masalah informasi - informasi yang lebih spesifik seperti sebuah
produk, media sosial tetap menjadi pilihan utama masyarakat.
Media sosial telah menyentuh hampir di semua kalangan
masyarakat, jika pada tahun-tahun sebelumnya media sosial lebih dianggap
sebagai sebuah euphoria agar seseorang tidak dianggap gaptek dan
kampungan, pada tahun 2012 ini, besar kemungkinan media sosial berubah menjadi
sebuah kebutuhan dasar, misalnya di lingkungan mahasiswa sudah menggunakan
fasilitas facebook untuk membuat grup atau komunitas untuk saling berbagi
informasi, tugas, dan agenda perkuliahan. Selain untuk hal - hal tersebut, di
pihak lain ada yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana untuk berbisnis.
Media sosial dapat dimanfaatkan oleh perusahaan untuk melakukan promosi barang
atau jasa. Namun perusahaan jangan memberi iklan yang terus – menerus, mereka harus
bertindak lebih bijaksana untuk hanya mempromosikan barang dan jasa dengan
lebih komunikatif kepada calon konsumennya.
Bagaimana pengaruh media sosial dalam kehidupan sosial
politik di Indonesia? Ramainya kicauan di twitter yang membicarakan suatu
kandidat, pejabat tinggi, atau partai politik tentu saja akan memiliki dampak yang besar terhadap
keelektabilitas suatu partai politik dan pandangan masyarakat terhadap kandidat
atau pejabat tinggi negara. Di satu sisi memang banyak yang mendukung suatu
partai politik atau politikus namun di sisi lain juga ada akun yang menjatuhkan
nama baik seseorang yang tentunya bisa merugikan yang bersangkutan jika memang isinya
hanya fitnah belaka yang dikicaukan di twitter oleh akun yang biasanya anonim
dan tidak bertanggung jawab. Hal ini dapat mendidik masyarakat menjadi pribadi
yang suka menggosip dan menjatuhkan nama baik seseorang yang tidak disukainya,
tentu bertolak belakang dengan pribadi bangsa Indonesia yang bersifat
kekeluargaan dan tolong menolong.
Perubahan
sosial masyarakat berdasarkan perkembangannya dibagi menjadi dua yaitu perubahan
sebagai suatu kemajuan (Progress) dan perubahan sebagai suatu
kemunduran (Regress). Bentuk perubahan sosial masyarakat dapat dikatakan sebagai
kemajuan apabila perubahan itu membawa kemajuan atau manfaat bagi masyarakat.
Dalam hal ini, ditandai oleh adanya suatu proses pembangunan dalam
masyarakat. Contoh dari perubahan yang sifatnya progress ini di antaranya ketika jaringan internet sudah masuk
ke suatu desa maka akan menunjang masyarakat desa tersebut memiliki wawasan
yang lebih luas dan mampu bersaing, mereka mampu berkomunikasi dengan mudah, cepat, luas, lugas, bebas, tanpa batas, kepada
siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Majunya perekonomian masyarakat karena pemanfaatan media
sosial sebagai sarana untuk promosi barang dan jasa yang relatif murah dan
dapat dijangkau informasinya oleh seluruh konsumen. Sebagai media berpolitik
untuk lebih mendekatkan kepada masyarakat dan sebagai sarana penghubung aspirasi
masyarakat. Bentuk perubahan sosial yang dianggap kemunduran ialah ketika
perubahan tersebut membawa pengaruh yang kurang menguntungkan dan tidak
bermanfaat bagi masyarakat. Misalnya pengaruh arus globalisasi membuat kita
mengabaikan budaya negeri kita sendiri dan justru lebih memilih budaya asing
yang masuk melalui internet. Cara berkomunikasi melalui media sosial yang cukup
duduk di depan komputer atau handphone tanpa harus bertemu secara langsung
(face to face) membuat masyarakat Indonesia menjadi berkarakter anti sosial.
Kerap media sosial disalahgunakan oleh pihak - pihak yang tidak bertanggung
jawab dengan melakukan penipuan terhadap konsumen dengan cara menawarkan barang
dan jasa dengan harga yang sangat murah, ketika konsumen tertarik dengan penawaran
tersebut, ia mengirimkan uang untuk membeli barang atau jasa yang ditawarkan
namun ternyata pelaku membawa lari uang tersebut dan tidak mengirim barang yang
dipesan oleh konsumen. Sisi buruk lain dengan banyak beredarnya berbagai macam
iklan yang tidak ada batasnya di media sosial adalah membuat masyarakat menjadi
pribadi yang bersifat konsumtif.
Kita tidak memiliki pilihan apakah harus menggunakan media
sosial atau tidak. Bagaimanapun juga kita harus bisa memanfaatkan media sosial
dengan sebaik mungkin secara efektif dan efisien. Internet memberikan banyak
fasilitas dan kemudahan, banyak sisi positif dan negatif yang dapat memengaruhi
perubahan di dalam suatu masyarakat mulai dari pola berkomunikasi, pencarian
informasi, berbisnis, hingga berpolitik. Kita harus mampu membentengi diri
serta cerdas dalam memfilter informasi - informasi yang beredar tanpa henti di
dunia maya tersebut. Mari kita manfaatkan media sosial untuk pembangunan negeri
kita, namun kita juga harus menjaga masyarakat Indonesia agar menjadi
masyarakat madani yang berjiwa pancasila sesuai dengan ciri kepribadian bangsa
Indonesia yang beragama, santun, luhur, berbudi pekerti, berdikari, gotong
royong, rela berkorban, bersifat kekeluargaan, serta nasionalisme dan
patriotisme yang tinggi. Jangan sampai masyarakat Indonesia terjebak dalam
derasnya arus globalisasi yang akhirnya berdampak pada degradasi moral di dalam
lingkungan masyarakat.
Daftar
Pustaka
http://tekno.kompas.com/read/2012/12/13/10103065/2013.Pengguna.Internet.Indonesia.Bisa.Tembus.82.Juta?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Ktkwp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar